...just a piece of memory...
[pas lagi asyik ngobrol sama temen-temen, somebody called me..]
Penanya: Yu'! Hayyu'!
Aku: *menoleh ke sumber suara*
Penanya: Nanti kalau diterima di ITB gimana?
Deg!! Bengonglah aku! Gak nyangka banget bakal dapet pertanyaan macam itu dalam keadaan seperti itu.
Keadaan yang kayak gimana?
Gambarannya gini... di suatu ruangan yang lumayan banyak orang di dalamnya [sekitar sepuluh orang temen plus satu wali kelas]. Aku ada di ujung selatan, dengan beberapa kawan bergerombol di sekitarku. Si Penanya di bagian utara. Otomatis si Penanya tanya dengan volume suara yang nggak bisa dibilang pelan dan aku haqqul yaqin semua orang di kelas itu denger apa pertanyaannya [kecuali yang emang nggak nggagas]. Otomatis lagi, kalau aku mau jawab, volume suaraku juga harus cukup keras supaya si Penanya bisa denger jawabanku dengan jelas...dan satu ruangan itu juga akan denger pastinya >.<
Selain itu, yang menahanku untuk tidak segera menjawab pertanyaan itu adalah ketidakyakinanku kepada telingaku sendiri. Bener gak sih pertanyaannya "...kalau diterima di ITB.." ? Atau jangan-jangan, dia tadi tanyanya "..kalau GAK diterima di ITB.." ? [butuh bersihin telinga segera nih kayaknya...] Ngerasa aneh aja kalau pertanyaannya "..kalau diterima di ITB.." Soalnya, itu kan pilihan pertamaku di SNMPTN kemarin dan itu murni atas keinginanku. Kalau ada orang yang diterima di pilihan pertama dan itu bener-bener atas keinginan sendiri, aku rasa pertanyaan "..kalau diterima gimana?" gak perlu diajukan lagi deh... Lagipula, biasanya kalau ada yang tanya masalah ini, pertanyaannya adalah "...kalau GAK diterima gimana?" Nahlho, bingung sayaaaa.... :|
Tapi akhirnya aku terbebaskan dari kewajiban menjawab. Tahu-tahu Bu Wali Kelasku ikut nimbrung dan menimpali, "Ya mestinya bersyukur dong yaa..." Aku pun mengiyakan saja, hoho...
Dari kejadian itu, aku kembali teringatkan untuk bersyukur, tentang bersyukur...
Hidup di dunia ini gak akan tenang kalau kita gak bisa bersyukur. Selaluuuuuu saja akan merasa kurang dan tak pernah merasa cukup. Okelah kalau merasa kurangnya dalam hal-hal yang baik [misal: dalam hal ilmu atau amal perbuatan]. Tapi, kalau merasa kurangnya dalam hal-hal yang gak penting? Contoh kasus: udah punya banyak sepatu tapi tetep aja ngerasa harus beli sepatu gara-gara belum ada yang matching sama baju ini atau itu... Hedheehh =,=
Kaitannya sama SNMPTN, apapun hasilnya nanti aku juga harus bersyukur. Karena Sang Sutradara pasti udah punya Skenario yang pas buat aku :)
Sementara menunggu pengumuman ini, aku akan terus berdoa dan berusaha untuk khusnudzon terus kepadaNya :)
... Yaa Allah, ingatkan hamba selalu untuk bersyukur...
aamiin.
penanya nya itu siapa???
BalasHapuswedhuss 39 chent, hoho
Hapusoo bos geng toh :D
BalasHapus