Jumat, 19 Februari 2010

Mutiara Cinta

"Ya Allah, jadikan hamba wanita yang merdeka dari segala rasa cinta yang menyakitkan hati..."

Dulu, hatiku pernah tak menentu karena bertemu seorang perempuan yang sebelumnya tak kukenal. Dia perempuan yang pernah memenangkan hati bintang. Dia perempuan yang pernah mengisi hari-hari bintang dengan keceriaan, mungkin. Dan meski sekarang ia jauh dari bintang, ia tetap ada dan kuyakin ia masih mencintai bintang.

Sungguh, kala itu aku benar-benar bingung. Kenapa jadi begini? Aku tahu, ada banyak orang yang mengagumi bintang. Namun, aku tak pernah menyangka ada orang yang telah berhasil menaklukannya, mendarat di bintang. Aku tak pernah menyangka ada orang yang telah berhasil menjamah hatinya.

Perlahan, kagumku pada bintang memudar. Fakta itu telah menyadarkanku akan ketidaksempurnaan bintang. Rasaku padanya tak pernah sama lagi sejak saat itu.

Namun sayang, aku tak bisa menghilangkan kebiasaan yang terlanjur mendarah daging. Aku tak bisa berhenti mendongak, menatap langit, dan mencari bintang. Ketika kutemukan ia, rasa lega menelusup di kalbu, sejenak. Setelah itu, aku kembali berselimut rasa tak menentu akannya. Rasa yang rumit, tak bisa kujelaskan dengan kata-kata.

Mungkin pertemuan dengan perempuan itu adalah suatu teguran bagiku. Aku yang telah berani menduakan cinta Allah demi manusia biasa, menduakan cinta sang Maha Sempurna. Allah yang seharusnya menjadi prioritas cinta nomor satu.

Di balik semua keabstrakan ini, aku masih bisa bersyukur. Aku masih punya banyak orang yang mencintaiku. Teman-teman seperjuangan, kakak-kakak yang tak henti membimbingku, keluarga tercinta, dan guru-guru yang senantiasa menasihatiku. Mereka yang terus memotivasi dan mendukungku untuk terus berkarya, melakukan hal-hal yang terbaik dalam hidupku.

I love you all… Thanks for the love you give to me… =)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think about this post? Please leave your comment!