[...buat para pembaca blog saya, baik yang di Multiply maupun di Blogspot ini, saya harap kalian tidak bosan membaca tulisan saya akhir-akhir ini yang didominasi tema galau ala anak SMA tingkat akhir plus motivasi-motivasi dari saya untuk saya maupun teman-teman seperjuangan...] #sokpunyapembacasetia
Alhamdulillah :) satu minggu telah berlalu lagi :)
Minggu ini sama kayak minggu kemarin: masih banyak tugas, banyak ulangan, daaaaan..... remidi buat yang nilai ulangannya belum mencapai KKM! Minggu ini, mungkin sama stress nya kayak minggu kemarin. Tapi minggu ini, jam tidur saya lebih banyak daripada minggu kemarin. Yeaaahh, walau banyak ulangan, bukannya banyak-banyakin belajar saya malah banyak-banyakin tidurnya, heheh :P ... Entahlah, sepertinya gaya tarik yang dilakukan kasur saya lebih besar daripada gaya yang saya lakukan untuk menjauhi kasur, jadi arah resultan gayanya ya ke kasur X)
Kali ini, saya mau cerita soal temen-temen saya yang sedang beruntung karena mendapat perhatian dari saya [emang siapa elo?!]... Walaupun mungkin mereka nggak ngerasa kalau sedang saya perhatikan, coz saya merhatikannya secara diam-diam [mungkin lebih tepat disebut spying daripada memperhatikan]
Buat temen-temen yang saya jadikan bahan omongan di entry ini, harap diikhlaskan ya? Sama sekali tak bermaksud membuka aib kalian. Hanya ingin menuliskannya supaya bisa diambil hikmahnya oleh banyak orang :) Ya? Ikhlas yaaa? Makasih sebelumnyaa :)
Jadi gini... minggu ini, ada dua orang teman yang berhasil menyita perhatian saya...
Temen 1Setelah baca notes FBnya barusan aku jadi tahu alesan kenapa dia pingin jadi dokter. Aku jadi tahu juga kalau dia udah berusaha mati-matian buat suka sama yang namanya BIOLOGI [mapel wajib buat yang mau jadi dokter] tapi nilai biologinya selalu gak mencapai target yang sudah ia tetapkan sendiri. Aku juga jadi tahu kalau dia suka gak percaya diri gara-gara ngerasa bahwa dia belum bisa ngebanggain ortu, padahal sodara-sodaranya udah pernah ngebanggain ortu dan mengharumkan nama keluarga. Minggu ini dia juga harus ikut remidi biologi.
Temen 2Sejauh yang aku perhatikan, dia kelihatan kalem-kalem aja. Tapi ternyata dia juga terserang stress akut minggu ini. Puncaknya adalah dia nggak mau masuk sekolah. Katanya di status FB sih, dia bolos gara-gara gak mau ketemu ulangan matematika dan fisika hari itu. Dia ngerasa belum siap ikut ulangan. Dia nggak mau ikut remidi. Jadi dia lebih pilih ikut ulangan susulan aja deh...
Hmmmm #tariknapasdalem
Gimana cara memotivasi mereka yaa? Rasanya, saya ingin sekali jadi teman baik buat mereka. Yang bisa diajak sharing dan memberi motivasi. Tapi saya ini orangnya gampang bingung. Kalau saya dihadapkan pada seorang kawan yang curhat panjang lebar disertai derai air mata, maka saya hanya mampu terdiam. Maksimalnya, paling hanya beberapa patah kata [yang itu-itu aja] yang mampu saya ucapkan untuk memotivasinya. Saya bingung, saya harus bersikap bagaimana?
Dan saya pun teringat pada sebuah nasyid yang disenandungkan oleh Tiar, judulnya Tak Ada Beban Tanpa Pundak... Silakan disimak dulu... :)
Yaa... Tiada beban tanpa pundak. Allah, sebelum mengamanahkan suatu beban kepada hambaNya, pastilah Ia sudah menganugerahi hamba itu dengan 'pundak' yang mampu menanggung beban tersebut. Simpelnya, Allah itu Maha Pengasih dan Maha Mengenal setiap hamba, jadi Ia tahu kemampuan masing-masing hamba dan Ia tak akan memberikan beban yang melebihi kapasitas kemampuan kita. Kita pasti mampu mengatasi beban itu.... :)
Buat temen 1, temen 2, dan temen-temen yang punya problem sama, aku sarankan: ubah MINDSET kalian. Terutama dalam menghadapi pelajaran.
Apa itu MINDSET?
Mindset adalah cara kita memandang sesuatu; pola pikir kita terhadap sesuatu. 'Sesuatu' dalam konteks ini adalah PELAJARAN SEKOLAH.
[+] Jangan pernah mengatakan suatu pelajaran itu sulit! Karena dengan begitu, tanpa kita sadari kita telah membentuk Mindset negatif terhadap pelajaran itu. Sebaliknya, katakanlah bahwa pelajaran itu menantang dan butuh perhatian khusus. Lalu sediakanlah kesabaran extra untuk memahaminya.
[+] Angka nilai itu tidak selalu mencerminkan tingkat kefahaman seseorang. Jadi, sebaiknya buang jauh-jauh niat belajar untuk dapat nilai bagus. Ganti dengan niat belajar untuk memahami pelajaran itu sendiri. Nggak gampang juga sih, untuk meluruskan niat seperti ini... Tapi tetep harus dicoba :)
[+] Coba juga PDKT sama guru. Mungkin nggak semua guru cocok dengan kita, sehingga kita kerap bingung kalau diajar sama guru itu. Tapi PDKT di sini jangan diartikan sama dengan cari muka lho yaa... Maksud saya, kita jalin hubungan yang baik dan akrab dengan guru. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya kalau diberi kesempatan bertemu. Tanyakan materi yang dirasa belum jelas, hingga kita paham.
[+] Kalau guru sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kita tapi kitanya masih belum ngeh juga soal pelajaran itu, nggak ada salahnya tanya lagi ke orang lain yang lebih faham. Bisa tanya ke temen atau guru les. Kalau nggak ya tanya ke Prof. Google, hehe... Pokoknya kita musti aktif deh, nggak boleh pasif.
[+] Keep praying! Mohon sama Allah supaya diberi hidayah, dibukakan akal dan pikiran untuk memahami suatu pelajaran itu. Dan senantiasa berpositive thinking kepadaNya, bahwa Dia pasti beri kita yang terbaik...
Semoga dapat memotivasi :)
Jum'at 30092011...
30 days remain...
hmm... good, good :)
BalasHapus